KUJANG merupakan senjata khas jawa barat atau sunda yang sudah ada dari sejak dulu.Guru teupa adalah sebutan untuk empu pembuat senjata dalam budaya sunda,ini hampir serupa dengan istilah empu pada budaya jawa,sebagai ahli pembuat senjata pusaka.Sebuah kujang berfungsi simbolis dan bermakna filosofis,tidak diperuntukan secara aplikatif.Kujang sebagai senjata genggam khas Sunda,mewakili karakter etnis Sunda yang "Tabu pandai perang,tapi mesti pandai jika diperangi".Kujang tidak digunakan dengan cara menebas,tapi hanya untuk membela diri dengan cara menangkis,menusuk atau menikam dari jarak dekat apabila mendapat serangan.
Kujang Pusaka yaitu kujang sebagai lambang keagungan seorang raja atau pejabat kerajaan lainnya dengan kadar kesakralan yang sangat tinggi seraya memiliki tuah dan daya gaib tinggi.
Kujang Pakarang yaitu kujang untuk digunakan sebagai alat berperang dikala diserang musuh.
Kujang Pangarak yaitu kujang bertangkai panjang seperti tombak sebagai alat upacara.
Kujang Pamangkas yaitu kujang sebagai alat pertanian (perladangan).
Sedangkan arti mata (berupa titik atau bulatan kecil di badan kujang) pada kujang adalah menunjukan status sosial pemegangnya pada kehidupan bermasyarakat.Kujang dapat digolongkan dari jumlah matanya sebagai berikut :
Kujang Ciung Mata 9 dimiliki oleh Raja dan Brahmesta (Pandita Agung Nagara).
Kujang Ciung Mata 7 dimiliki oleh Prabu Anom,Mantri Dangka,Pandita.
Kujang Ciung Mata 5 dimiliki oleh Geurang Seurat,Bupatim Geurang Puun.
Kujang Ciung Mata 3 dimiliki oleh Puun.
Kujang Ciung Mata 1 dimiliki oleh Guru Tantu Agama,Pangwereg Agama.
Kujang Ciung Mata 5 Wesi Kuning hanya dimiliki oleh para putri Menak Pakuan.
Kujang Jago dimiliki oleh Balapati,Lulugu,Sambilan.
Kujang Kuntul dimiliki oleh Patih (Puri,Taman,Tangtu,Jaba,Palaju),Mantri (Majeuti,Pasebar,Layar,Karang,Jero).
Kujang Bangkong dimiliki oleh Guru (Sekar,Tangtu,Alas,Cucuk).
Kujang Naga dimiliki oleh Kanduru,Jaro.
Kujang Badak dimiliki oleh Pangwereg,Pamatang,Palongok,Palayang,Pangwelah,Bareusan,Prajurit,Paratulup,Pangawin,Sarawarsa,Kokolot.
Jumlah ini disesuaikan dengan banyaknya tahap Mandala Agama Sunda Pajajaran yang juga berjumlah 9 tahap,di antaranya (urutan dari bawah) :Mandala Kasungka,Mandala Parmana,Mandala Karna,Mandala Rasa,Mandala Seba,Mandala Suda,Jati Mandala,Mandala Samar,Mandala Agung.Mandala sendiri adalah tempat siksaan bagi arwah manusia yang ketika hidupnya bersimbah noda dan dosa,disebutnya Buana Karma atau Jagat Pancaka,yaitu Neraka.
Pamor Kujang merupakan motif yang ada pada permukaan bilah kujang,secara umum bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu Salungkar berupa garis-garis yang biasa disebut Rambut Sadana,dan Tutul berupa bintik-bintik atau bulatan-bulatan yang bertebaran.Fungsi pamor itu sendiri antara lain sebagai ornamen untuk menambah nilai estetis dari Waruga/badan kujang dan lambang jiwa atau karakter pemegangnya.Motif dan arti Pamor Kujang antara lain :Waringin Kurung memiliki makna berwibawa,Legawa,Pengayom,dan Pangadeg.
Waruga Sungsang memiliki makna Mawas diri,Rendah hati,Pemberani.
Hanjungan Bodas memiliki makna Rendah hati,Bijaksana,Berwibawa,Legawa.
Naga Bandang memiliki makna Pemberani,Singer,Jugala,Jajaten,Binangkit.
Tapak Nanggala memiliki makna Kuat hati,Sabar,Bijaksana.
Mega Sirna memiliki makna Pemberani,Rendah hati,Berwibawa,Legawa.
Untuk gagang kujang sendiri bisa terbuat dari kayu Sonokeling,akar kayu Kopi,Akar Garu atau tanduk,dengan motif Ceker Kidang.Sedangkan untuk kowak atau sarung kujang terbuat dari kayu Sonokeling,kayu Samida atau kayu Sempur.
ANATOMI KUJANG
Papatuk (congo) bagian ujung kujang yang runcing,gunanya untuk menoreh atau mencungkil.
Eluk (siih) lekukan-lekukan atau gerigi pada bagian punggung kujang sebelah atas,gunanya untuk mencabik-cabik perut musuh.
Waruga nama bilahan (badan) kujang.
Mata lubang-lubang kecil yang terdapat pada bilahan badan kujang yang pada awalnya lubang-lubang itu tertutupi logam (biasanya emas atau perak) atau juga batu permata.Tetapi kebanyakan yang ditemukan hanya sisanya berupa lubang-lubang kecil.Gunanya sebagai lambang tahap status si pemakainya,paling banyak 9 mata dan paling sedikit 1 mata,malah ada pula kujang tak bermata,disebut "Kujang Buta".
Pamor garis-garis atau bintik-bintik pada badan kujang disebut Sulungkar atau Tutul,biasanya mengandung racun,gunanya selain untuk memperindah bilah kujangnya juga untuk mematikan musuh secara cepat.
Tonggong sisi yang tajam dibagian punggung kujang,bisa untuk mengerat juga mengiris.
Beuteung sisi yang tajam dibagian perut kujang,gunanya sama dengan bagian punggung kujangnya.
Tadah lengkung kecil pada bagian bawah perut kujang,gunanya untuk menangkis dan melintir senjata musuh agar terpental dari genggaman.
Paksi bagian ekor kujang yang lancip untuk dimasukan ke dalam gagang kujang.
Combong lubang pada gagang kujang,untuk mewadahi paksi (ekor kujang).
Selut ring pada ujung atas gagang kujang,gunanya untuk memperkokoh cengkeraman gagang kujang pada ekor (paksi).
Ganja (landean) nama khas gagang (tangkai) kujangyang berbentuk seperti kaki kijang.
Kowak (kopak) nama khas sarung kujang.
Nuhun informasina..
BalasHapus